*) Kris da Somerpes
Sepasang musisi asal Manggarai Edel Jenarut dan Illo Djeer yang selama ini menetap di Jakarta bersama sahabat mereka Tommy Kurniawan melahirkan karya terbaru, sebuah lagu berjudul Serenade Pede. Ketiganya memilih Serenade tidak hanya sebagai bentuk pernyataan sikap dan perasaan terhadap situasi pantai Pede Labuan Bajo manggarai Barat yang sementara ini diperjuangkan warga dari upaya pencaplokan investor.
“Pantai Pede pantai kami
Jangan ambil dari kami
Pantai Pede pantai kami
Anugerah cinta Ibu Bumi”
Tetapi juga merupakan bentuk ajakan sekaligus pesan (pede) kepada segenap kita untuk pulang ke dalam hakikat diri ke-budayaa-an kita masing-masing. Bahwa tanah kelahiran yang merahimi kita dengan segenap kesadaran budayanya adalah ruang tumbuh, waktu bercinta-cumbu yang harus selalu dituju, sebagai pulang paling abadi.
“…Tempat kami mencumbu Waktu
Tempat kami dicinta Waktu
Tempat Tanah lahirkan kami
Hingga Tanah mengambil kami…”
Seperti kita ketahui Serenade adalah aliran musik yang ditampilkan untuk menghargai jasa seseorang dan atau sesuatu, sederhanya merupakan sebuah alunan musik yang dinyanyikan untuk seseorang atau sesuatu yang special di hati. Lagu-lagu dengan aliran Serenade adalah lagu yang menggambarkan suasana hati pencipta sekaligus penyanyi lagu tersebut atas situasi diri (seseorang) dan sosial tertentu.
Berikut adalah liyric utuh Serende Pede selengkapnya.
SERENADE PEDE
Music/vokal:
Edel Jenarut, Tommy Kurniawan, Illo Djeer
Pantai Pede pantai kami
Jangan ambil dari kami
Pantai Pede pantai kami
Anugerah cinta Ibu Bumi
Tempat kami mencumbu Waktu
Tempat kami dicinta Waktu
Tempat Tanah lahirkan kami
Hingga Tanah mengambil kami
Jangan rampas ini natas
Ini tumpah darah kami
Kami sayang ini natas
Dengan tubuh darah kami
Kami ingin wariskan cinta
Kami ingin tuliskan cerita
Kisah tentang pantai kami
Kepada anak-anak kami
*interlude
Tempat kami mencumbu laut
Tempat kami memuja bumi
Tempat jiwa nanti melaut
Kembali pada pencipta bumi
Jangan rampas ini natas
Jangan bentangkan garis batas
Ini natas labar kami
Kami sayang tanah kami
Jangan rampas pantai kami
Dari tubuh darah kami
Pantai Pede pantai kami
Anugerah cinta Ibu Bumi
*) Kris da Somerpes, sekarang sedang belajar menulis pada Komunitas Kopi Sastra Akhir Bulan Labuan Bajo Manggarai Barat